Anak Sholeh http://www.voa-islam.com |
Beliau adalah KH. Kholil Bangkalan Madura. Kisah singkat ini menceritakan seorang jama'ah yang bertanya kepada KH. Kholil Bangkalan Madura, perihal anaknya yang sangat suka sekali memakan gula. Jama'ah tersebut khawatir anaknya terkena penyakit. Berikut percakapan keduannya ;
Jama'ah : Yaa Kiyai, saya punya seorang putra, dia sangat suka sekali makan gula dan yang manis-manis, saya sudah menasihatinya berkali-kali namun tidak pernah dituruti. Bagaimana caranya Pak Kiyai agar anak saya mau berhenti makan gula?.
KH. Kholil : Sebelumnya saya mau bertanya, apakah kamu suka minum kopi, sirup atau yang manis-manis?
Jama'ah : Suka Pak Kiyai
KH. Kholil : Kalau begitu pulanglah dahulu, setelah tiga hari, kembalilah kesini bersama anakmu.
Tiga hari kemudian jama'ah itu pun kembali menemui KH.Kholil bersama putranya.
Jama'ah : Ini putra saya Pak Kiyai, mohon dinasihati.
KH. Kholil pun menasihati anak itu
KH. Kholil : Hai nak, mulai hari ini dan seterusnya jangan suka makan gula atau yang manis-manis yah.
Anak Jama'ah : Baik Pak Kiyai,
Setelah kejadian itu sang anak tidak pernah makan gula atau makanan yang manis. Ayah dari anak itu pun heran kenapa putranya langsung menuruti nasihat KH. Kholil, padahal selama ini ia berulang kali menasihati anaknya, namun tidak pernah dituruti.
Untuk menghilangkan penasarannya, jama'ah itu pun kembali mendatangi KH. Kholil, untuk bertanya apa rahasianya sehingga anaknya menuruti nasihat KH. Kholil, padahal beliau hanya menasihatinya satu kali.
KH. Kholil menjawab : Wahai bapak, tahukah engkau saat pertama kali engkau datang kesini dan meminta nashihat kepadaku, sejak hari itu aku berpuasa selama tiga hari. Tidak minum kopi, sirup atau apapun yang mengandung gula, oleh sebab itulah anakmu menuruti apa yang aku katakan, karena aku sendiri tidak memakan yang mengandung gula.
Bagaimana anakmu akan mematuhi nashihatmu, jika engkau sendiri masih suka memakan gula.
Mendengar penjelasan KH. Kholil, jema'ah itu pun tertunduk dan memahami kata-kata KH. Kholil.
Inti dari kisah nyata yang singkat namun penuh hikmah ini sesungguhnya sangat simple. Bilamana kita ingin dipatuhi/dituruti oleh siapapun termasuk anak kita, maka kita harus menjadi contoh bagi mereka, bukan sekedar menashihati atau memerintah, melainkan memberikan contoh langsung tindakan nyata dari kita.