(فصل) فيما يجلب الرزق وفيما يمنع وما
يزيد فى العمر وما ينقص
ثم لابد لطالب العلم من القوة ومعرفة ما يزيد فيه وما يزيد فى العمر والصحة ليتفرغ فى
طلب العلم وفى كل ذلك صنفوا كتباء فأوردت بعضها هنا على سبيل
.
Sahabat Yumnaa -, Di atas adalah sebuah kutipan dari salah satu Pasal atau Bab yang terdapat dalam kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Burhanuddin az-Zarnuji. Kelahiran dan karir kehidupan Burhanuddin az-Zarnuji ini tidak banyak diketahui, bahkan tidak ada literatur yang menulis secara pasti tahun kelahiran beliau. Namun diyakini beliau hidup dalam satu kurun dengan Az-Zarnuji yang lain. Menurut Aliy As’ad, adapun tahun wafat Syaikh Az-Zarnuji itu masih harus dipastikan, karena ditemukan beberapa catatan yang berbeda-beda, yaitu tahun 591H, 593H, dan 597H. Az-Zarnuji hidup antara abad ke-12 dan ke-13. Kitab Ta’limul Muta’allim Tariqat Ta’allum merupakan satu-satunya kitab yang ditulis oleh Az-Zarnuji dalam bidang pendidikan yang masih tersisa. Dalam Ta’limul Muta’allim Tariqat Ta’allum ada sebuah pasal yang menerangkan tentang hal-hal yang dapat mendatangkan dan mencegah datangnya rizki dari Allah swt, kepada kita, serta hal-hal yang dapat menambah (keberkahan) umur dan menguranginya.
Kitab Ta'lim Muta'allim ini sangat cocok bagi para pancari ilmu (santri), sehingga hampir di setiap pesantren di Indonesia, kitab ini menjadi salah satu kitab yang wajib dipelajari oleh setiap santri.
Berikut ini isi kitab Ta'lim Muta'allim bab 13
"Hal-hal yang mempermudah datangya rezeki dan yang menghambat datangnya rezeki, yang dapat memperpanjang umur dan mengurangi umur (keberkahan umur)".
Setiap manusia membutuhkan makanan, maka para santri (pencari ilmu) harus mengetahui hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki juga harus mengetahui apa yang dapat menambah dan mengurangi umur serta hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki juga harus mengetahui apa yang menyehatkan badan agar leluasa dalam menuntut ilmu.
Para Ulama telah menyusun beberapa kitab yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu kami akan membahas secara ringkas.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak dapat menolak Takdir kecuali dengan doa, dan tidak bertambah umur kecuali dengan ketakwaan. Maka sesungguhnya seseorang bisa terhalang rezekinya karena dosa yang dikerjakannya".
Hadist ini menerangkan bahwa melakukan dosa itu dapat menyebabkan terhambatnya rezeki, khususnya dosa akibat berdusta, karena dusta itu melahirkan kemiskinan, dan sebuah hadits khusus telah disebutkan di dalamnya, serta tidur pagi mencegah rezeki, dan terlalu banyak tidur melahirkan kemiskinan, tidur pagi dapat menyebabkan miskin harta juga miskin ilmu".
Seorang Penyair berkata: "Kebahagiaan manusia adalah mengenakan pakaian dan cara mengumpulkan ilmu adalah dengan meninggalkan rasa kantuk (mengurangi tidur)".
Dan berkata: "Bukankah temasuk kerugian meninggalkan malam-malam dibiarkan berlalu tanpa guna (tanpa beribadah), padahal malam itu termasuk dihitung jatah umur".
Penyair lain berkata: "Bangunlah di waktu malam agar kamu mendapat petunjuk yang benar. Betapa lamanya kamu tidur, sementara itu umurmu semakin habis".
Termasuk yang dapat menghambat rezeki ialah, tidur dengan telanjang, kencing dengan telanjang, makan dalam keadaan junub, dan makan sambil bersandar di atas lambung, membiarkan makanan yang terjatuh, membakar kulit bawang merah dan putih, menyanpu rumah dengan sapu tangan, menyapu rumah pada malam hari, membiarkan sampah di dalam rumah, berjalan di muka orang tua, memanggil kedua orang tua dengan namanya, membersihkan yang tersisa di celah-celah gigi dengan sembarang kayu, membersihkan tangan dengan debu, duduk di muka pintu, bersandar pada salah satu daun pintu, wudhu di tempat buang kotoran (jamban), menambal (menjahit) baju yang sedang dikenakan (dipakai), mengeringkan wajah dengan baju, membiarkan rumah laba-laba di dalam rumah, menyepelekan shalat, bergegas keluar dari masjid setelah sholat subuh, terlalu pagi pergi ke pasar, terlambat pulang (berlama-lama) di pasar, membeli remah-remah roti dari orang miskin, mendo'akan yang buruk untuk anak, tidak menutup wadah, dan memadamkan lampu dengan ditiup, semua ini juga dapat menyebabkan kefakiran. Begitu menurut hadist para sahabat. Menulis dengan pena yang diikat, menyisir dengan sisir yang patah, meninggalkan doa untuk orang tua, memekai surban sambil duduk, memakai celana sambil berdiri, kikir dan pelit, boros, malas, lamban dan lalai dalam urusan.
Dan Rasulullah saw, bersabda: "Memohonlah kalian akan turunnya rezeki dengan bersedekah".
Dan bangun pagi-pagi itu diberkahi, dan bisa menambah nikmat, terutama rezeki. Tulisan yang indah, menyanjung wajah (ceria), dan kata-kata baik juga dapat mendatangkan rezeki.
Al-Hasan bin Ali r.a berkata: "Menyapu halaman dan mencuci pakaian bisa mendatangkan rezeki. Dan sebab paling kuat untuk mendatangkan rezeki adalah salat dengan khusyu', dan memenuhi rukun-rukunnya, syarat-syaratnya, dan adabnya, salat Dhuha juga dapat mendatangkan rezeki. Membaca surat Waqi'ah pada waktu malam, membaca surat Al-mulk, Surat Muxammil, Wallaili idzaayaghsya, surat Alam Nashroh juga dapat mempermudah datangya rezeki. Datang di masjid sebelum adzan, terus-menerus dalam keadaan suci, melakukan salat sunnah fajar dan witir di rumah juga dapat mendatangkan rezeki".
Muhammad bin Hasan adalah orang yang kaya raya. Sehingga untuk mengurus hartanya diperlukan tiga ratus orang. Lalu semua hartanya itu didermakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sehingga beliau tak memiliki sepotong pakaian pun yang bagus. Kemudian suatu ketika Abu Yusuf melihat beliau mengenakan pakaian bertambal, maka ia lalu mengirimkan kepada beliau pakaian yang bagus, namun beliau menolak pemberian itu dengan halus.
Lalu beliau berkata: "Kalian telah diberi harta dunia, sedang aku akan diberi di akhirat nanti". Menerima hadiah tersebut menurutnya hanyalah menghinakan diri sendiri. Sekalipun beliau tahu bahwa menerima hadiah itu sunah.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak layak orang Mukmin menghinakan dirinya".
Diceritakan bahwa Imam Irsabandi pernah mengumpulkan kulit semangka di tempat yang sepi, lalu memakannya. Hal itu dilihat oleh seorang budak perempuan lalu budak tersebut melaporkan peristiwa tersebut kepada tuannya. Tuannya segera membuatkan hidangan untuk Imam Irsabandi, kemudian beliau diundang makan. Tapi beliau menolak undangan itu. Begitulah seterusnya seorang pelajar bercita-cita dan bersikap, jangan rakus dengan harta orang lain.
Rasulullah saw bersabda: "Manusia seluruhnya adalah fakir, karena mereka takut fakir, orang-orang pada jaman dahulu belajar bekerja kemudian baru baru belajar ilmu pengetahuan, sehingga mereka tidak tamak dengan harta orang lain".
Di dalam kata hikmah dikatakan, "Barangsiapa yang tamak dengan harta orang lain maka dia akan fakir". Orang alim yang tamak, maka musnahlah kehormatannya dan tak akan bisa berkata benar".
Oleh karena itulah Nabi Muhammad saw, mohon perlindungan seraya berdo'a, "Aku berlindung kepada Allah dari sifat tamak yang menjadi watak".
Para pelajar seharusnya tidak berharap kecuali hanya kepada Allah dan tidak takut kecuali hanya kecuali kepada-Nya. Hal itu tampak dari berani tidaknya ia melanggar hukum syariat. Barangsiapa bermaksiat kepada Allah karena takut kepada makhluk, berarti dia takut kepada selain Allah. Dan barangsiapa yang tidak bermaksiat karena takut kepada makhluk, dan dia menjaga batas-batas hukum syariat, maka dia tidak takut kepasa selain Allah, tetapi takut kepada Allah. Begitupulan dalam urusan harapan.
Para santri harus mengulang-ulang pelajarannya sampai jumlah bilangan tertentu. Kalau setiap malamnya mengulangi pelajarannya sampai sepuluh kali, maka begitu seterusnya. Karen apelajaran itu tidak bisa melekat di hati bila tidak diulang-ulang.
Santri harus membiasakan membaca pelajaran dengan suara keras, Sebab belajar itu harus dengan semangat, juga tidak boleh keras-keras, dan tidak usah memaksakan diri, supaya tidak cepat bosan , karena sebaik-baiknya perkara itu yang sedang-sedang.
Diceritakan bahwa Abi Yusuf mendiskusikan ilmu fiqih dengan para ulama. Dia berdebat dengan semangat, sampai mertuanya heran padanya, sebab sdia menahan lapar sejak lima hari, tapi masih kuat musyawarah dengan kuat dan semangat.
Santri tidak boleh patah semangat atau frustasi, karena hal itu berakibat buruk. Syaikh Burhanuddin berkata: "Aku dapat mengalahkan teman-temanku karena kau tak pernah mengalami patah semangat, dan tal pernah goncang dalam mencari ilmu".
0 Response to "Hal-hal Yang Dapat Mendatangkan dan Menghalangi Turunnya Rizki"
Posting Komentar