Alyumnaa.com ~ Diriwayatkan pada zaman dahulu ada seorang ulama zuhud bernama Muhammad bin Abdullah bin Mubarrak. Ia keluar dari rumahnya untuk menunaikan ibadah haji. Disana, dia melihat ada seorang pemuda yang tengah asyik membaca shalawat dalam keadaan ihram. Di padang Arafah dan Mina pun pemuda tersebut hanya membasahi bibirnya dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena penasaran, Abdullah menegur pemuda tersebut, “Wahai saudaraku,” sapa Abdullah. “Di setiap tempat ada bacaannya tersendiri, tapi kenapa engkau tidak memperbanyak doa dan shalawat, bukankah itu yang lebih dituntut?” lanjut sapaan Abdullah.
“Kenapa engkau hanya asyik membaca shalawat saja wahai saudaraku?” tanya Abdullah kepada pemeuda tersebut.
Pemuda yang selalu Membaca Shalawat di Ibadah Haji.
“Saya punya alasan tersendiri kenapa hanya bershalawat saja,” jawab pemuda itu.
“Ceritakanlah kepadaku apakah alasan itu?” pinta Abdullah.
Setelah kami sampai di Kuffah, tiba-tiba
saja ayah saya terkena sakit parah dan dia telah menghembuskan nafas
terakhirnya di hadapan saya sendiri. Dengan kain sarung yang ada, aku
tutupi wajah ayah saya. Malangnya, apabila saya membuka kain tersebut,
wajah ayah saya bertukar dengan wajah keledai,” tutur pemuda itu.
“Saya malu sekali, bagaimana saya memberitahu tentang kematian ayah saya sedangkan wajahnya seperti keledai itu,” lanjut si pemuda itu.
“Kemudian saya duduk di sisi mayat ayah dalam keadaan bingung dan akhirnya bermimpi. Dalam mimpi itu saya melihat ada seorang pemuda yang tampan dan baik akhlaknya. Pemuda itu memakai penutup muka dan setelah penutup muka dibukanya dia melihat saya,” tutur pemuda itu.
Setelah itu pemuda tampan itu berkata, “Mengapa engkau bersedih dengan yang telah terjadi?”
Saya menjawab, “Bagaimana saya tidak bersedih, sedangkan ayah saya adalah orang yang paling saya sayangi.”
Syafaat Rasulullah SAW.
Pemuda tampan itu pun kemudian mendekati ayah saya dan mengusap wajahnya sehingga wajah ayah saya bisa berubah kembali normal seperti sedia kala.
Kagetnya bukan main, segera saja saya mendekati ayah dan pemuda tampan itu.
“Engkau siapa,” tanya saya kepada pemuda itu.
“Saya yang terpilih ( Muhammad ).” Jawabnya
Saya kemudian memegang jarinya dan berkata, “Wahai Tuan, beritahukanlah mengapa peristiwa ini bisa terjadi.”
“Sebenarnya ayahmu adalah seorang pemakan harta riba, Allah telah menetapkan agar orang yang memakan harta riba ditukar wajahnya menjadi keledai di dunia dan di akhirat. Allah SWT telah menjatuhkan hukuman itu di dunia dan tidak di akhirat.”
“Semasa hidupnya, ayahmu juga orang yang istiqomah mengamalkan shalawat sebanyak 100 kali sebelum tidur. Jadi, ketika semua amalan umatku dipertontonkan, malaikat telah memberitahuku keadaan ayahmu. Aku telah memohon kepada Allah swt agar Dia mengizinkan aku memberi syafaat kepada ayahmu. Dan inilah aku datang untuk memulihkan seperti semula keadaan ayahmu.”
Setelah penjelasan terakhir dibeberkan oleh pemuda tampan itu, si pemuda yang ayahnya meninggal akhirnya terbangun dari tidurnya.
“Subhanallah.......... rupanya aku bermimpi,” kata pemuda itu.
Oleh Abu Khalid, MA